Perkembangan
Konsep Diri
Konsep diri bukan merupakan faktor
bawaan atau herediter. Konsep diri merupakan faktor bentukan dari pengalaman
individu selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan
tidak terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara
berkesinambungan. Burns (1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang terus
sepanjang hidup manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep diri
mulai berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan
mengalami sensasi dari badannya dan lingkungannya, dan individu akan mulai
dapat membedakan keduanya.
Lebih lanjut Cooley (dalam Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran, dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara dirinya dan berbagai kelompok primer, misalnya keluarga. Hubungan tatap muka dalam kelompok primer tersebut mampu memberikan umpan balik kepada individu tentang bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Dan dalam proses perkembangannya, konsep diri individu dipengaruhi dan sekaligus terdistorsi oleh penilaian dari orang lain (Sarason, 1972). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan individu menuju kedewasaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan asuhnya karena seseorang belajar dari lingkungannya
Lebih lanjut Cooley (dalam Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran, dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara dirinya dan berbagai kelompok primer, misalnya keluarga. Hubungan tatap muka dalam kelompok primer tersebut mampu memberikan umpan balik kepada individu tentang bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Dan dalam proses perkembangannya, konsep diri individu dipengaruhi dan sekaligus terdistorsi oleh penilaian dari orang lain (Sarason, 1972). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan individu menuju kedewasaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan asuhnya karena seseorang belajar dari lingkungannya
Tanda-tanda
individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
- Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga
merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari
dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
- Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela
atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia
tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
- Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai
perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka
terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain
meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
- Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri
sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi
lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Dasar konsep
diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan
hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal
dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
Tanda-Tanda
individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
- Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang
diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari
faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan
emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang
seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep
diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras
mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
- Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari
pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima
pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan
kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
- Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan
apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan
penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
- Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia
bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa
rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan
membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak
berkelahi (bermusuhan).
- Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk
bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap
tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Pernyataan
lain menyebutkan bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif maupun
positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (Rini,
2002:http://www.e-psikologi./com/dewasa/1670502.htp).
Individu
yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya
lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal,
malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan
yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah
menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan
diri sendiri maupun menyalahkan orang lain.
Individu
yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri
sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan
yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun
dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya
sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan
di masa yang akan datang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan,
Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self
Perception (persepsi diri sendiri), untuk lebih jelasnya mari kita baca lebih
lanjut tentang “Faktor yang
mempengaruhi Konsep Diri” berikut ini:
1. Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian
berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan
dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang
terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan
melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman
budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai
oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi
potensi yang nyata.
2. Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
Dimana
konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar
diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat
dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat
dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup,
pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Yaitu
persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi
individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan
konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi
lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
Gambar
Rentang Respon Adaptif
Menurut
William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya
seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya
individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang
mempunyai konsep diri yang negatif.
Usaha Guru dan
Orang Tua dan Dalam Menunjang Perkembangan KonsepDiri Remaja
Usaha guru :
1.Memberikan penguatan
(reinforcement), dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa.
2.Memberi sokongan dan
menciptakan situasi yang menyebabkankeputusan atau kegiatan siswa disokong atau
disetujui.
3.Selalu berpikir
vpositif tentang penampilan, prestasi belajar, dan permasalahan siswa.
4.Menciptakan situasi
belajar yang memungkinkan siswa merasa suksesmelalui pengalaman belajar yang
sukses.
5.Menghargai usaha siswa
melebihi hasil.
6.Berusaha mengembangkan
bakat dan keterampilan para siswa,sehingga mereka merasa berguna.
7.Suka menyokong dan
memberi perhatian, bukan mencela danmenyalahkan.
8.Hubungan siswa dan
guru yang hangat, bukan mengkritik, mencela,atau menghukum
Usaha Orang Tua :
1.Orang tua harus mampu
menonjolkan aspek-aspek positif dari remajamereka dan meredam kelemahan –
kelemahan meraka.
2.Memberikan kesempatan
bagi anak untuk menyatakan diri baik dalam bentuk ide maupun hasil karya atau
keterampilan.
3.Memberi penghargaan
0 comments:
Post a Comment