Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, May 08, 2012

Perkembangan dan Pertumbuhan [PPD]

A.  Perkembangan Fisik dan Psikis Remaja

Menurut Sarlito (1994, him. 51-52) perubahan fisik yang terjadi pada remaja antara lain :

a. Pada Wanita
• Pertumbuhan tulang (badan menjadi tinggi).
• Pertumbuhan payudara.
• Tumbuh bulu di kemaluan dan ketiak.
• Mencapai pertumbuhan tinggi badan yang maksimal setiap tahun.
• Mangalami haid (menarche).

b. Pada laki-laki
• Pertumbuhan tulang.
• Testis.
• Tumbuh bulu pada kemaluan, ketiak, dan bulu halus pada wajah.
• Terkadi perubahan suara.
• Tumbuh bulu di dada.
• Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani).

a. Perkembangan intelegensi.
. Perkembangan intelegensi pada masa remaja adalah mulai dapat berfikir abstrak dan hipotesis. Dengan demikian, remaja sudah dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Remaja sudah dapat mengambil kesimpulan mengenai suatu hal, untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi

b. Perkembangan peran sosial.
Perkembangan peran sosial yang dialami oleh remaja dapat dilihat dari keinginannya untuk mandiri dan identitas diri. Perkembangan peran sosial remaja banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar (teman, media massa, media elektronik).

c. Perkembangan peran seksual.
Perkembangan peran seksual remaja berkaitan dengan mempelajari peran sesuai dengan jenis kelamin terhadap jenis kelamin lain, remaja mulai mempunyai rasa tertarik pada lawan jenis.

d. Perkembangan peran religi.
Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Agama yang dianut oleh remaja adalah suatu eara untuk memenuhi kebutuhan akan moran dan religi.
Terwujudnya penyesuaian diri pada perkembangan psikis yang maksimal pada remaja dapat membentuk menumbuhkan identitas dirinya menuju kedewasaan dan kepribadian yang matang.




B.  Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya cirri-ciri kelamin yang utama (primer) dan cirri kelamin kedua (sekunder).

Pada anak perempuan :
1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
2. Pertumbuan payudara.
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
5. Bulu kemaluan menjadi keriting.
6. Menstruasi atau haid.
7. Tumbuh bulu-bulu ketiak.

Pada anak laki-laki :
1. Pertumbuhan tulang-tulang.
2. Testis (buah pelir) membesar.
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
4. Awal perubahan suara.
5. Ejakulasi (keluarnya air mani).
6. Bulu kemaluan menjadi keriting.
7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
8. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot).
9. Tumbuh bulu ketiak.
10. Akhir perubahan suara.
11. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
12. Tumbuh bulu di dada.

a. Penyebab Perubahan
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormone pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja.

Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif sejak seorang dilahirkan, namun kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru akan aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah ter-capai kematangan alat kelamin, maka hormon gonad akan menghentikan aktivitas hormone pertumbuhan. Dengan demikian, pertumbuhan fisik akan terhenti.

Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan, baik itu bagian luar maupun di bagian luar tubuh, baik perubhan struktur tubuh maupun fungsinya. Pada kenyataannya hampir semua bagian tubuh perubahannya mengikuti irama yang tetap, sehigga waktu kejadiannya dapat diperkirakan sebelimnya. Perubahan tersebut tampak jelas sekali pasa bagian petama masa remaja. Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja ialah:
1. Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan mendadak menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelim pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg setelah terjadi pematangan kelamin ini. Pertumbuhan tubuh selanjutnya masih terus terjadi namun dalam tempo yang sedikit lebih lamban.

2. Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber selesai dilalui sepenuhnya sehingga akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa.

3. Ciri Kelamin yang Utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama yang belum berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa remaja alat kelamin mulai berfungsi pada saat ia berumur 14 tahun, yaitu saat pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Sedangkan pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid.

4. Ciri Kelamin Kedua
Yang dimaksud dengan cirri kelamin kedua pada anak perempuan adalah: memperbesarnya buah dada dan cuatnya putting susu, pinggul melebar lebih besar dari pada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Sedang ciri kelamin kedua pada akan laki-laki adalah: tumbuh kumis dan jenggot,
Otot-otot mulai tampak, bahu melebar lebih lebar dari pada pinggul, nada suara membesar, tumbuh jakun, tumbuh bulu ketiak, bulu dada, dan bulu di sekitar alat kelamin,serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar.
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu :
(i) Percepatan pertumbuhan, dan
(ii) Proses kematangan seksual.

a. Percepatan Pertumbuhan
1. Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbhan berbeda-beda dan berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun.
2. Bagi remaja perempuan, percepatan pertumbuhan dimulai antara umur 7,5 tahun dan 11,5 tahun dengan umur rata-rata 10,5 tahu. Pucak pertambahan ukuran fisik dicapai pada umur 12 tahun, yakni kurang lebih bertambah 6-11 cm setahun.

b. Proses Kematangan Seksual
Ada tiga criteria yang membdakan anak laki-laki daripada anak perempuan, yaitu dalam hal :
1. Kriteria kematangan seksual,
2. Permulaan kematangan seksual, dan
3. Urutan gejala-gejala kematangan.

c. Keanekaragaman Perubahan Proporsi Tubuh
Remaja laki-laki cenderung menuju bentuk tubuh mesororf (cenderung menjadi anak yang kekar, berat dan segitiga), sedangkan anak perempuan kalau tidak endomorph (cenderung menjadi gemuk dan berat) akan memperhatikan ciri ektomorf (cenderung kurus dan bertulang panjang).
Sekalipun demikian dalam kelompok anak laki-laki dan anak perempuan juga terdapat perbedaan, sehingga tidak dapat dikatakan harus selalu tepat sama.

Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, antara lain adalah :
1. Pengaruh Keluarga
2. Pengaruh Gizi
3. Gangguan Emosional
4. Jenis Kelamin
5. Status Sosial Ekonomi
6. Kesehatan
7. Pengaruh Bentuk Tubuh.


C.   Pengaruh prtumbuhan fisik terhadap Tingkah Laku Remaja

Faktor-faktor kenakalan remaja menurut Santrock (1996) lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :

1. Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Santrock, 1996) masa remaja ada pada tahap dimana krisis identitas versus difusi identitas harus diatasi.perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja :
• Terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
• Tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja.

2. Kontrol Diri
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan control diri yang cukup dalam hal tingkah laku.

3. Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial diusia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya dimasa remaja, namun tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan. Pada usia dewasa mayoritas remaja nakal tipe terisolir meninggalkan tingkah laku kriminalnya. Paling sidikit 60% dari mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 sampai 23 tahun.

4. Jenis Kelamin
Remaja laki-laki lebih banya melakukan tingkah laku anti sosial dari pada perempuan.

5. Harapan Terhadap Pendidikan dan Nilai-nilai di Sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memilikoi harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah.

6. Proses Keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja.

7. Pengaruh Teman Sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan resiko remaja untuk menjadi nakal.

8. Kelas Sosial Ekonomi

9. Kualitas Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa factor yang paling berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah factor keluarga yang kurang harmonis dan factor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik.


D.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisk remaja adalah :

1. Faktor keluarga, meliputi keturunan dan lingkungan keluarga
 Faktor lingkungan akan membantu tercapainya perwujudan potensi yang dibawa anak lahir. Pada setiap tahap usia lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat badan daripada terhadap tinggi.

2. Faktor gizi yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga.
Antara lain :

 Kurang makan juga menyebabkan ketegangan emosi meningkat.Ø
 Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan lekas marah.Ø
 Kekurangan kalsium menyebabkan lekas marah dan ketidakstabilan emosi.Ø
 Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi.

3. Faktor emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya. Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan dikelenjar piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajapun terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.

4. Faktor jenis kelamin, dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan kuat dibandingkan perempuan. Terjadinya perbedaan berat badan dan tinggi ini karena bentuk tulang dan otot yang pada anak laki-laki memang berbeda pada anak perempuan.

5. Faktor kesehatan fisik

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh lebih berat daripada anak yang sering sakit.

6. Faktor kecerdasan

 Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi di sekolah menonjol cenderung lebih gemuk dan berat.


D. USAHA-USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN GURU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN REMAJA

Guru hendaknya menyadari bahwa pertumbuhan tulang, otot, dan organ dalam tubuh berpengaruh pada tingkah laku remaja. Oleh karena itu, bantuan guru / orang tua sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik remaja sesuai dengan kematangan psikisnya. Untuk membantu pertumbuhan remaja secara keseluruhan berbagai usaha perlu dilakukan oleh sekolah, diantaranya :

1. Program pemberian gizi, vitamin, dan kalsium yang cukup,
2. Program olahraga yang berorientasi pada pertumbuhan remaja,
3. Hindari gangguan yang keliru.

Usaha-usaha itu hendaknya dalam bentuk program yang terencana, teratur, berkelanjutan dan berorientasi kepada pertumbuhan masing-masing individu.
Baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep daya tarik baik fisik maupun psikis.

Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapat perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Pengembangan program kegiatan kelompok yang bernilai positif sangat mendukung pertumbuhan fisik remaja seperti kegiatan belajar kelompok, pembentukan kelompok olahraga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat dan bersih perlu dikembangkan secara terprogram.

Sumber :

 Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

0 comments: